RSS : Articles / Comments


SEKILAS BOOK INFO

3/25/2009 11:21:00 AM, Posted by humas, No Comment

Buku Baru Paus Benedictus XVI

Paus Benediktus XVI mempersembahkan perenungan pribadinya tentang hidup dan karya Yesus Kristus dalam buku perdananya semenjak menjabat sebagai Paus. Ia mengkritisi kekejian eksploitasi kapitalisme terhadap kaum miskin,sekaligus mengutuk ketiadaan Tuhan dalam Marxisme.

Dalam buku berjudul Yesus Dari Nazareth yang diluncurkan perdana Jumat 13 April 2007 lalu, Paus Benediktusmenyentuh tema-tema yang sedang marak dalam dua tahun terakhir masa jabatannya, ialah lemahnya spiritualitas dalam hidup serba materialistik jaman modern, ketika manusia seolah bisa melakukan apapun tanpa Tuhan.

Buku tersebut juga menunjuk beberapa hal yang menjadi perhatian Paus Benediktus sejak menjabat di dalam Kongregrasi untuk Ajaran Dan Iman. Ketika beliau mengkritisi teologi pembebasan – ialah teologi keselamatan tentang pembebasan dari ketidakadilan yang terkenal di Amerika Latin.
Selengkapnya, baca ulasan Rm. Luluk Widyawan di link berikut ini Paus Benediktus XVI mempersembahkan perenungan pribadinya tentang hidup dan karya Yesus Kristus dalam buku
perdananya semenjak menjabat sebagai Paus. Ia mengkritisi kekejian eksploitasi kapitalisme terhadap kaum miskin,sekaligus mengutuk ketiadaan Tuhan dalam Marxisme.

Dalam buku berjudul Yesus Dari Nazareth yang diluncurkan perdana Jumat 13 April 2007 lalu, Paus Benediktus menyentuh tema-tema yang sedang marak dalam dua tahun terakhir masa jabatannya, ialah lemahnya spiritualitas dalam hidup serba materialistik jaman modern, ketika manusia seolah bisa melakukan apapun tanpa Tuhan. Buku tersebut juga menunjuk beberapa hal yang menjadi perhatian Paus Benediktus sejak menjabat di dalam Kongregrasi untuk Ajaran Dan Iman. Ketika beliau mengkritisi teologi pembebasan – ialah teologi keselamatan tentang pembebasan dari ketidakadilan yang terkenal di Amerika Latin.

Dalam buku yang mulai ditulis sejak tahun 2003 saat masih disapa sebagai Kardinal Joseph Ratzinger, Paus menuliskan ungkapan pribadinya dalam pencarian wajah Tuhan yang memang terkait dengan Gereja Katolik Roma. “Setiap orang bebas, sekalipun harus bertentangan dengan saya”, kata beliau. Paus Benediktus, teolog yang sangat produktif jauh sebelum menjadi Paus – menjelaskan bahwa Injil yang memuat pelayanan publik Yesus, telah memberi dasar bagi iman Kristiani, bahwa Yesus adalah Tuhan.

Ia menuliskan: "Apa yang sungguh-sungguh dibawa oleh Yesus, jika Ia tidak sekedar membawa damai bagi dunia,kebaikan untuk semua demi dunia yang lebih baik ? Jawabannya sangat sederhana: Yesus membawa Tuhan. Yesus membawa Tuhan Allah Yang Esa yang secara bertahap mewahyukan diri, pertama kali kepada Abraham, lalu kepada Musa dan para nabi, lalu dituliskan dalam Kitab Kebijaksanaan. Ialah tentang Tuhan yang menampakkan wajahNya hanya di Israel, yang juga dimuliakan di antara kaum penyembah dalam aneka rupa. Inilah Tuhan yang sesungguhnya,Tuhan Allah Abraham, Iskak, dan Yakub, yang dihadirkan kepada umat manusia di dunia. Yesus menghadirkan Tuhan sehingga kita dapat melihat wajahNya serta dapat menyapaNya. Sehingga manusia tahu, bagaimana manusia ada di dunia ini. Yesus telah membawa Tuhan dan karenaNya kita tahu kemana dan darimana asal kita, tak lain dengan iman, harapan dan kasih".

Sebagaimana kutipannya sebagai berikut: The great question that will be with us throughout this entire book: But what has Jesus really brought, then, if he has not brought world peace, universal prosperity, and a better world ? What has he brought ? The answer is very simple: God. He has brought God ! He has brought the God who once gradually unveiled his countenance first to Abraham, then to Moses and the prophets, and then in the wisdom literature—the God who showed his face only in Israel, even though he was also honored among the pagans in various shadowy guises. It is this God, the God of Abraham, of Isaac, and of Jacob, the true God, whom he has brought to the peoples of the earth. He has brought God, and now we know his face, now we can call upon him. Now we know the path that we human beings have to take in this world. Jesus has brought God and with God the truth about where we are going and where we come from: faith, hope, and love.

Buku setebal 448 halaman itu pertama-tama akan diedarkan di Jerman, Italia dan Polandia pada 16 April 2006 bertepatan dengan ulang tahun Paus. Versi bahasa Inggris akan terbit tanggal 15 Mei. Buku itu akan diterjemahkan dalam 16 bahasa lain. Edisi pertama dari dua jilid diterbitkan oleh penerbit Italia, Rizzoli. Sementara beliau masih menyelesaikan rencana terbitan kedua tentang kelahiran Yesus, penyaliban dan kebangkitanNya.

Buku Yesus dari Nazareth membahas hal-hal penting tentang kehidupan dan pelayanan publik Yesus. Di dalamnya dibahas seluruh bagian Sabda di bukit, saat Yesus memuliakan kaum miskin, mereka yang lemah lembut dan yang kelaparan dengan ungkapan “bahagia”. Benediktus pun merefleksikan bagaimana sabda tersebut tetap relevan bagi dunia zaman sekarang.

“Sejarah mencatat pengalaman panjang tentang penguasa totaliter, masa-masa penuh cara-cara sadis di mana penguasa menginjak-injak manusia lain, melecehkan, memperbudak dan memangsa kaum yang lemah. Kita semua tahu, hal baru apa yang tepat untuk mereka yang kelaparan dan haus akan keadilan’, tulis Benediktus.

Berhadapan dengan pembusukan kekuatan ekonomi, kekejaman kapitalisme yang merendahkan manusia layaknya barang, kita diajak melihat secara jelas ketidaksejahteraan yang terjadi. Dan kita tahu, bagaimana Yesus memperingatkan kita tentang pentingnya kesejahteraan itu. Benediktus menegaskan pesan tersebut di bab lain, dengan menguraikan perumpamaan biblis tentang orang Samaria dan pentingnya mengasihi sesama satu sama lain. Pada bagian ini, Benediktus mengutuk kaum kaya yang menindas Afrika dan Negara Dunia Ketiga secara material maupun spiritual, melalui penjajahan.

Paus juga mengkritik gaya hidup orang kaya, yang mengkonsumi narkoba, memperdagangkan manusia, dan gemar dengan wisata seksual. Juga aneka penghancuran harkat hidup manusia, yang hanya mementingkan kepentingan material belaka. Negara-negara kaya yang terus-menerus merugikan negara dunia ketiga lewat pemberian hutang.Padahal bantuan tersebut seharusnya menjadi kewajiban, “Bantuan semacam itu, jauh dari sikap religius moral dan struktur sosial yang benar, karena hanya merupakan mentalitas pemberian teknis yang tidak ada artinya”, tulis Benediktus.

Di bab lain, Benediktus mengkritik Marxisme, menganggapnya meniadakan Tuhan dalam kehidupan. Saat Tuhan hanya diletakkan sebagai keillahian yang sekuder, yang dapat sewaktu-waktu digunakan untuk hal-hal yang lebih penting saja,sungguh sesuatu yang keliru. Pengalaman kaum Marxis telah memperlihatkan hasil yang buruk. Sebaliknya Benediktus memuji ajaran sosial Yesus yang adil. Tidaklah tepat menyimpulkan bahwa Benediktus menempatkan pandangan Yesus sebagai seorang reformis sosial sebagaimana yang disebut teologi pembebasan” , kata Kardinal Christoph Schoenborn, uskup Vienna dan sahabat baik Paus.

Beberapa unsur tentang teologi pembebasan sangatlah berbeda dengan ajaran Gereja karena ajaran tersebut menempatkan Yesus melulu sebagai pembebas sosial. Vatikan menunjuk teologi pembebasan didasarkan pada analisa sosial Marxisme – khususnya gagasan mengenai perjuangan kelas untuk perbaikan hidup sosial, politik dan keadilan ekonomi untuk kaum miskin.

http://hsm.or.id - HSM Online Powered by Mambo Generated: 5 November, 2008, 07:36
Kardinal Schoenborn sependapat dengan apa yang dipikirkan Paus Benediktus mengenai teologi pembebasan, “Penggambaran Yesus dalam aneka macam khayalan seperti Yesus sebagai Sang Revolusioner, reformis sosial yang moderat, kekasih gelap Maria Magdalena dan lain sebagainya perlahan-lahan akan terkubur dalam peti mati sejarah” Saat ditanya tentang komentar Benediktus tentang teologi pembebasan, Schoenborn memberi catatan bahwa "Paus akan memberi penerangan secara khusu tentang teologi pembebasan yang benar, saat mengunjungi Brazil 9-14 Mei nanti.

Memang Yesus dari Nazareth merupakan buku pertamanya sejak menjabat Paus. Namun beliau telah menulis lusinan buku yang mengulas berbagai unsur teologi dan ajaran Gereja. Buku yang diluncurkan Paus dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kelahirannya ke 80 tahun, tepatnya tanggal 16 April 2007, merupakan catatan reflektifnya mengenai hidup Yesus.

Koran Italia, Corriere della Sera dan mingguan berbahasa Jerman, Die Zeit menuliskan bahwa buku tersebut merupakan bagian pertama dari dua bagian, berisi 10 bab, berisi tentang Paus yang mengikuti Yesus sejak pembaptisanNya di Sungai Yordan hingga perubahan rupaNya.
Menarik sekali dalam kata pembukaan, Paus Benediktus mengatakan bahwa isi buku tersebut bukan dokumen ajaran yang dogmatis, tetapi merupakan buah tafsiran dan meditasi pribadi, dan memberi kesempatan pembaca untuk: bebas tak sependapat. (A. Luluk Widyawan, Pr, disarikan dari berbagai sumber: Associated Press dan Catholic News Agency) disajikan kembali oleh HUMAS KKMK Manad

No Comment

Share on Facebook